Hal ini merupakan bagian dari kelebihan Asmorejo sebagai warga lokal yang mengenal wilayah sekitarnya. Kelebihan yang membuatnya bertemu berbagai peneliti yang melakukan penelitian di Situs Sangiran, khususnya di Desa Manyarejo. Bertemu dengan para peneliti membuatnya bertambah pengalaman dan pengetahuan.
Dari informasi yang didapat dari para peneliti ini, Asmorejo terus mengembangkan pengetahuannya terhadap lokasi temuan fosil dan juga pengenalan terhadap temuan fosil. Banyak para peneliti yang melibatkan Asmorejo dalam penelitian, hal ini karena keahliannya yang dapat membantu penelitian. Asmorejo sebagai masyarakat lokal banyak membantu peneliti untuk mengenal lingkungan sekitar dan sebagai rekan diskusi.
Saat ini, di usia yang sudah mencapai kepala 7, Asmorejo aktif ikut berkecimpung di dunia kesenian yang sudah ditinggalkannya sejak 40 tahun yang lalu. Dengan sisa-sisa keahlian dan ingatannya akan kesenian musik gambus, Asmorejo mencoba untuk menghidupkan kembali kesenian ini.
“Mbah Sinyur merupakan salah satu pemain musik gambus di Manyarejo, kesenian yang sudah hilang selama 40 tahun coba dihidupkan kembali. Mbah Sinyur mengajarkannya pada pemain lainnya sesuai dengan ingatannya kala ikut kesenian ini kala itu”, jelas Paimin yang merupakan tokoh pemuda Desa Manyarejo.
Asmorejo terus berkiprah, turut berperan melestarikan cagar budaya yang ada di desanya. Berbagai temuan fosil sudah banyak diserahkan pada Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran dan saat ini, di usia senjanya terus bersemangat melestarikan musik gambus yang merupakan tinggalan masa lalu. (Wiwit Hermanto)