Buku menjadi
salah satu sumber pengetahuan yang sangat penting, menjadi sebuah penyampaian
pikiran penulis pada pembacanya. Melalui buku terbitan Balai Pelestarian Situs
Manusia Purba Sangiran (BPSMP) Sangiran, menjadi salah satu
saluran menyampaian berbagai informasi pada masyarakat. Buku terbitan BPSMP
Sangiran dibagikan secara cuma-cuma bagi masyarakat yang memerlukan.
Pada kunjungan SDN 2 Selokaton
pada hari Rabu, 24 September 2025, buku menjadi salah satu informasi berharga
yang disampaikan pada rombongan. Rombongan berkunjung ke Museum Manusia Purba
Sangiran Klaster
Krikilan berjumlah 170 orang yang bertujuan untuk mendapatkan
pengetahuan dan wawasan sebagai sarana pengenalan museum pada para siswa.
Kunjungan ini diharapkan dapat, “Melengkapi pengetahuan dan informasi mengenai
Sangiran dan masa prasejarah”, jelas Muhhamad Arif Abidin selaku Kepala Sekolah
SDN 2 Selokaton dalam keterangannya.
Melalui museum dan koleksinya,
siswa mendapat pengalaman baru, memperkenalkan siswa dengan kebesaran masa
lalu, dan juga menambah pengetahuan mereka. Setelah mendapat materi melalui
museum serta koleksinya, rombongan menyaksikan pemutaran film tentang Sangiran
yang bertemakan Balung Buto. Balung Buto merupakan penyebutan fosil oleh masyarakat
pada masa lalu dan menjadi cerita rakyat yang diwariskna dari generasi ke
generasi tapi saat ini sudah terkikis oleh waktu.
Selain itu, rombongan SDN 2
Selokaton diberikan sejumlah buku yang berjudul, “Mengenalkan Situs Manusia
Purba Sangiran” dan juga seri Katalog Museum Manusia Purba Sangiran. Buku ini
merupakan sebuah cara untuk mengenalkan Sangiran pada generasi milenial
khususnya. Buku ini bercerita tentang kehidupan masa lalu di Sangiran dengan
bahasa yang singkat dan mudah dipahami.
“Terima kasih atas bukunya,
semoga bermanfaat bagi kami” seru salah seorang guru perwakilan SDN 2 Selokaton.
Sebuah buku yang dapat
menjelaskan tentang Situs Sangiran secara mudah dengan bahasa sederhana. Hal
ini bertujuan guna memberi informasi bagi anak usia dini hingga sekolah dasar.
Menjadi cara sederhana untuk mengenalkan anak pada Sangiran dan berbagai
keistimewaannya. Terobosan ini menjadi sebuah kemajuan untuk mampu mendekatkan
generasi penerus bangsa, mendapat informasi dari sebuah buku dengan bahasa
sederhana. (Wiwit Hermanto)