Edukasi Melalui Film Bagi MAN 1 Yogyakarta di Sangiran
Edukasi museum melalui film merupakan sebuah metode yang efektif untuk menyajikan informasi sejarah dan budaya dengan cara yang lebih menarik, interaktif, dan mudah dipahami. Film berfungsi sebagai media audio-visual yang kuat untuk membangun kesadaran, empati, dan pemahaman mendalam tentang koleksi museum dan konteks sejarah. pemanfaatan media audio visual berupa pemutaran film sebagai salah satu cara untuk memberi layanan edukasi. Melalui audio-visual, yang merupakan suatu kelebihannya, film menjadi lebih kuat dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat dengan latar belakang yang berbeda selain juga lintas kelas sosial. (Hermanto 2018: 148)
Memanfaatkan film sebagai media edukasi dilakukan saat kunjungan MAN 1 Yogyakarta pada hari Selasa, 11 November 2025. Sejumlah 334 orang siswa dan pendamping mengunjungi Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan. Salah satu media yang digunakan untuk memberi penjelasan dan pemahaman materi adalah film yang mengisahkan tentang Situs dan Museum Sangiran serta Mitos Balung Buto yang saat ini sudah banyak terkikis. Rombongan dibagi dalam 3 kelompok, 3 judul film diputarkan untuk rombongan ini.
Film berjudul Sangiran Untuk Dunia, Balung Buto, dan Raksasa di Tanah Jawa diputarkan untuk memberi informasi. Setiap kelompok menyaksikan sebuah judul film sehingga dari 3 kelompok ini mendapat pengetahuan dan informasi yang berbeda. Hal ini bertujuan untuk memperkaya pengetahuan dan informasi yang kemudian menjadi diskusi antar siswa.
Film berjudul “Sangiran untuk Dunia” menjelaskan tentang Situs Sangiran diakui sebagai salah satu warisan budaya dunia oleh Unesco karena mampu memberikan sumbangsih 50% temuan Homo erectus dunia. Keistimewaan Situs Sangiran sehingga diakui dunia, terdapat lapisan-lapisan tanah yang menggambarkan dengan lengkap dan urut kehidupan di Sangiran sejak 2,4 tahun yang lalu. Dimana Sangiran saat ini masih jadi laut dalam yang kemudian berubah-ubah akibat terjadinya perubahan iklim yang ekstrim.
Film Balung Buto berceritakan kisah rakyat yang mempercayai bahwa dahulu pernah tejadi perang antara kebaikan yang diwakili oleh Raden Bandung melawan angkara murka yang terwakili dari Raja Raksasa, Tegopati. Perang ini mengakibatkan banyak para raksasa tewas dan tulang belulangnya yang besar kemudian disebut masyarakat Sangiran sebagai Balung Buto (Tulang Raksasa). Masyarakat meyakini bahwa tulang itu memiliki makna magis dan pengobatan.
Film Raksasa di Tanah Jawa mengisahkan Mitos Balung Buto dari versi masyarakat dan versi ilmiah. Bagaimana saat ini masyarakat memanfaatkan Balung Buto dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini mitos itu sudah terkikis di tengah-tengah masyarakat yang kemudian terganti dengan pemanfaatan dalam bidang kesenian, edukasi, maupun pariwisata berkelanjutan.
0 Comments