×
Blog Image
14 August 2025 No Comments 28 2 min read

Kunjungan Penelitian Arkeologi Terpadu Indonesia (PATI) ke Museum Manusia Purba Sangiran: Belajar Langsung Konservasi Fosil di Klaster Bukuran

Konservasi fosil merupakan rangkaian tindakan pelestarian yang bertujuan menjaga kondisi fosil agar tetap stabil, tidak rusak, dan dapat bertahan untuk jangka waktu panjang. Di museum kegiatan konservasi koleksi museum merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk dilakukan guna menjaga dan melestarian warisan budaya.
Sebagai bagian dari kegiatan edukasi dan kerjasama kelembagaan, pada hari Rabu, 6 Agustus 2025 Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Bukuran menerima kunjungan dari peserta Penelitian Arkeologi Terpadu Indonesia (PATI). Peserta terdiri dari dari beberapa universitas di Indonesia, yaitu UGM, UI, Unud, Unhas, Universitas Jambi, dan Universitas Haluleo. 
Kunjungan tersebut merupakan acara tahunan yang dilaksakan dari tanggal 5 sampai 19 Agustus 2025. Tujuan dari kunjungan PATI adalah, untuk memperdalam dan mengkaji berbagai potensi penelitian yang terbarukan khususnya mengenai topik prasejarah untuk melahirkan ahli prasejarah baru.
Dalam kunjungan tersebut, para peserta melakukan praktek konservasi secara langsung yang dipandu oleh tim konservasi dari Museum Manusia Purba Sangiran. 
Pada kegiatan tersebut, para peserta mempelajari teknis dan melakukan percobaan konservasi terhadap fosil yang menjadi koleksi di Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Bukuran. Selain itu, peserta juga diajak untuk berkeliling museum. 
Para peserta terlihat sangat antusias selama mengikuti rangkaian acara. Mereka selalu menyimak informasi yang disampaikan oleh narasumber dari Museum Manusia Purba Sangiran. Para peserta juga terlihat sangat tertarik dengan koleksi-koleksi fosil yang terdapat di Klaster Bukuran. Mereka juga bisa langsung mengkaji dan bertanya secara langsung kepada narasumber ataupun pemandu museum dari Museum Manusia Purba Sangiran.
"Kami langsung tahu banyak hal dan kami bisa terjun langsung ke proses konservasi yang mana kami belum pernah melakukan proses konservasi yang selama ini hanya kami dapatkan dari materi di kelas. Untuk proses belajar konservasi, tadi juga seru karena narasumbernya sangat informatif dan juga menyediakan fasilitas-fasilitas lengkap yang diperlukan untuk konservasi”, jelas Victoria Audrey Paramita, salah satu peserta PATI yang berasal dari Universitas Gadjah Mada, Program Studi Arkeologi. 
Kegiatan kunjungan ini diharapkan dapat mempererat hubungan antara Museum Manusia Purba Sangiran dengan PATI, serta mampu memberikan dorongan kepada generasi muda untuk selalu menjaga, merawat, dan melestarikam warisan budaya. Dengan melihat dan merasakan langsung proses konservasi fosil, peserta tidak hanya memperoleh pemahaman teknis, tetapi juga nilai-nilai penting seperti ketelitian, tanggung jawab, dan kepedulian terhadap sejarah umat manusia. Pengalaman semacam ini menjadi bekal berharga yang tidak selalu didapat di ruang kelas.
0 Comments