Kunjungan lapangan (field trip)
mahasiswa merupakan salah satu metode pembelajaran di luar kelas yang bertujuan
memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa dalam memahami materi
perkuliahan secara kontekstual. Kegiatan ini membantu mahasiswa untuk memahami
dan terlibat langsung dengan kegiatan yang relevan dengan jurusan ataupun mata
kuliah mereka. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan agar mahasiswa
mengetahui bagaimana realita di lapangan, sehingga mahasiswa tidak hanya
mendapatkan teori saja akan tetapi juga mengerti bagaimana kondisi yang ada di
lapangan
Pada hari Selasa, 5 Agustus 2025,
sebanyak 50 peserta yang terdiri dari mahasiswa serta dosen pembimbing program
studi Pendidikan Sejarah dari Universitas Galuh, Ciamis, melakukan kunjungan di
Museum Sangiran Klaster Krikilan dalam rangka melakukan pembelajaran lapangan.
Kunjungan ini, bertujuan untuk memperkuat wawasan mahasiswa tentang evolusi
manusia purba serta pentingnya pelestarian warisan budaya. Selama kunjungan
berlangsung, rombongan mahasiswa diajak untuk tur museum dan berkunjung ke
ruang pameran dan mendapatkan penjelasan mengenai pengetahuan yang disajikan
melalui koleksi.
Terdapat tiga ruang pameran di
Museum Sangiran Klaster Krikilan, yaitu Ruang Pamer 1: Kekayaan Situs Sangiran,
Ruang Pamer 2: Langkah-Langkah Kemanusiaan, dan Ruang Pamer 3: Masa Keemasan Homo
erectus 500.000 tahun yang lalu. Selain tur keliling museum, rombongan diajak
untuk menyaksikan sebuah film dokumenter tentang Balung Buto. Film ini
berisikan wawancara dengan para ahli dan masyarakat lokal yang menjelaskan
bagaimana pemahaman mereka tentang Balung Buto baik sebagai objek
sejarah maupun sebagai cerita lisan yang diwariskan secara turun-temurun.
Setelah film berakhir, mahasiswa
diajak untuk melakukan praktek langsung kegiatan konservasi dan analisis fosil.
Dalam hal ini, mahasiswa dibagi menjadi dua kelompok di mana satu kelompok
mempraktekkan kegiatan konservasi dan kelompok lainnya melakukan kegiatan
analisis fosil. Kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa dapat merasakan secara
langsung bagaimana proses konservasi dan analisis fosil di lapangan serta
memberikan pengalaman kepada mahasiswa.
“Kesan pertama saya pas sampai di
Museum Sangiran sangat wow, ya. Karena saya juga baru tau Sangiran waktu saya
masuk prodi sejarah dan setelah saya masuk sejarah, ternyata banyak hal yang
ditemukan di Indoneisa termasuk Sangiran yang katanya tuh Museum terbesar se
Asia Tenggara”, jelas Santi Rahmawati, mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah,
Universitas Galuh.
Kunjungan ini diharapkan dapat
meningkatkan kesadaran mahasiswa akan pentingnya menjaga dan melestarikan
warisan budaya serta memperkuat pemahaman mahasiswa tentang sejarah manusia
purba. Selain itu, kunjungan ini juga diharapkan dapat memperkuat semangat
mahasiswa calon pendidik untuk mengajarkan sejarah kepada generasi-generasi
berikutnya. (Anisa Nuraini)
0 Comments