×
Blog Image
09 October 2025 No Comments 53 2 min read

Merasakan Masa Lalu Melalui Museum

Peningkatan wawasan kebudayaan perlu dilakukan di sekolah dengan tujuan memperkenalkan dan melestarikan nilai-nilai budaya. Program ini membantu siswa menghargai keberagaman, mengembangkan pemikiran kritis, dan membangun karakter positif seperti toleransi dan nasionalisme. Program dapat dilakukan dengan cara mempelajari kebudayaan lokal, seni, dan adat istiadat, serta memahami nilai-nilai dan sejarahnya, baik di Indonesia maupun di dunia. Upaya ini penting untuk memperkuat jati diri bangsa, memupuk toleransi terhadap keberagaman, meningkatkan rasa persatuan, dan mempertahankan warisan budaya dari kepunahan di era modern. 

SMA N 1 Kasihan, Bantul mengaplikasikan program ini dengan mengunjungi Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan untuk belajar langsung tentang warisan budaya. Kunjungan ini dilakukan pada hari Kamis, 25 September 2025 dengan 288 siswa dan 18 pendamping. Pada kunjungan ini, rombongan diajak menyaksikan berbagai tinggalan warisan budaya yang dipamerkan di museum serta menyaksikan pemutaran film.

Salah satu yang menarik perhatian adalah display “Sentuh Aku” di ruang pamer 2 Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan. Fosil yang boleh di sentuh itu berupa fosil gajah purba yang terdiri dari rahang atas, paha kiri dan kanan, serta gading gajah purba. Dengan menyentuhnya, diharap dapat menambah pengalaman pengunjung akan seberapa keras fosil itu, teksturnya seperti apa dan juga mengajak pengunjung ke kehidupan gajah purba sekitar 700.000-300.000 tahun yang lalu.

Pada display ini, pengunjung merasakan sensasi yang tidak akan di dapat di tempat lain, merasakan seperti apa fosil itu dengan menyentuhnya secara langsung. Pengunjung diijinkan menyentuh agar dapat merasakan dan membuktikan bagaimana fosil itu sesungguhnya. Fosil yang boleh di sentuh itu berupa fosil gajah purba yang terdiri dari rahang atas, paha kiri dan kanan, serta gading gajah purba. Dengan menyentuhnya, diharap dapat menambah pengalaman pengunjung akan seberapa keras fosil itu, teksturnya seperti apa dan juga mengajak pengunjung ke kehidupan gajah purba.

“Keras”

“Seperti kayu”

Ada retaknya”

Ada patahnya”

Demikian komentar mereka sesaat setelah menyentuh fosil gajah purba di display “Sentuh Aku”. Ada yang merasa geli dan merasa khawatir untuk menyentuh, setelah melihat rekannya, kemudian memberanikan diri menyentuh dan merasakan sendiri sensasinya yang kemudian bertanya, “Gadingnya retak kenapa?”.

Sebuah cerita tentang sensasi yang dirasakan saat mengunjungi Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan. Kehadiran fragmen-fragmen fosil gajah purba itu membawa pengunjung kembali ke masa kejayaan mereka. Menunjukkan gajah sebagai hewan perkasa pada jamannya dan semoga kisah ini membawa inspirasi bagi rombongan untuk mengetahui sebuah kisah dari masa lalu yang terjadi di Sangiran. (Wiwit Hermanto)