Perawatan Koleksi Museum: Konservasi Rutin di Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Bukuran
Konservasi adalah suatu tindakan pelestarian yang dilakukan dengan cara memelihara, mengawetkan benda cagar budaya dengan teknologi modern sebagai upaya untuk menghambat proses kerusakan dan pelapukan lebih lanjut. Pada dasarnya kegiatan konservasi bertujuan untuk menjaga keberadaan dan kualitas cagar budaya agar dapat dipertahankan untuk jangka waktu yang panjang. Konservasi koleksi museum merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki, merekonstruksi, dan merestorasi koleksi museum dengan tujuan untuk menjaga koleksi agar tetap dalam kondisi yang baik.
Pada hari Rabu, 6 Agustus 2025, kegiatan konservasi kembali dilakukan oleh tim konservasi Museum Manusia Purba Sangiran, tepatnya berada di Klaster Bukuran. Kegiatan konservasi ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan hampir setiap hari oleh tim konservasi Museum Manusia Purba Sangiran. Kali ini tim konservasi melakukan kegiatan konservasi koleksi museum yang berada di Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Bukuran.
Jenis koleksi fosil yang dikonservasi pada kesempatan kali ini adalah koleksi fosil tulang atau kerangka gajah. Koleksi tulang gajah tersebut merupakan koleksi penting dan yang menjadi daya tarik di Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Bukuran. Konservasi dilakukan dengan melakukan identifikasi terhadap koleksi fosil museum. Identifimasi awal dengan melihat terlebih dahulu apakah pada fosil terdapat kerusakan baik kerusakan internal maupun eksternal. Kerusakan internal meliputi kerusakan yang terjadi pada koleksi fosil itu sendiri sedangkan kerusakan eksternal terjadi karena jamur yang timbul karena ruang yang terlalu lembab. Setelah itu, fosil dibersihkan secara manual menggunakan kuas, sikat gigi, tisu, dan tusuk sate.
Tahap selanjutnya ada tahap konsolidasi, di mana koleksi yang teridentifikasi rapuh atau terdapat kerusakan akan diperkuat dengan bahan pelapis yaitu lem konservasi berbahan kimia. Konsolidasi fosil dilakukan sebagai upaya untuk mengembalikan ikatan antar mineralnya sehingga ketahanan fisiknya lebih baik dan fosil tidak mudah hancur.
“Menurut saya, semua koleksi museum tentu harus di konservasi, apalagi kalau fosil temuan masyarakat kan tidak semua berbentuk jadi harus dilakukan konservasi. Kalau dibiarkan saja maka akan hancur, karena konservasi tidak hanya membersihkan tapi juga menguatkan dan mengeraskan fosil termasuk kegiatan konservasi”, jelas Wahyu Pramono Jati, salah satu anggota tim konservasi Museum Manusia Purba Sangiran.
Kegiatan konservasi yang dilakukan di Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Bukuran ini, sebagai bukti bahwa Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Bukuran tidak hanya sebagai tempat edukasi dan wisata tetapi juga sebagai tempat pelestarian dan perawatan warisan budaya.
0 Comments