×
Blog Image
04 December 2025 No Comments 80 2 min read

Prehistory of Indonesia : Value and Display

Judul Buku : Prehistory of Indonesia : Value and Display

Editor : Harry Widianto, Truman Simanjuntak, Marlia Yuliyanti Rosyidah, Francois Semah

Penerbit : Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia

Dimensi : 23,5 x 33,5 cm

Cetakan : 1, tahun 2025

Sinopsis :

Buku ini memperkenalkan Prasejarah Indonesia dan Museum-Museum Prasejarah di Indonesia. Pembagian konten dalam buku ini terbagi atas tiga bagian pokok. 

Bagian pertama menggambarkan hasil rekonstruksi kehidupan prasejarah Indonesia dengan dinamika perkembangannya, sejak kehadiran manusia pertama hingga nusantara mengenal budaya tulisan. Hasil rekonstruksi ini pijakan bagi pembahasan-pembahasan

selanjutnya dalam buku ini. Untuk memperluas pemahaman tentang prasejarah Indonesia, bagian ini dilengkapi dengan fitur-fitur yang membahas tentang tentang evolusi lingkungan. Di antaranya menyangkut paleogeografi, paleoiklim, dan paleovegetasi yang mewarnai dinamika kehidupan, serta fitur tentang genetika manusia Nusantara. Masih untuk tujuan memperkaya pemahaman, bagian ini juga dilengkapi dengan bahasan situs-situs prasejarah yang sudah mendunia. Mendunia dalam arti situs tersebut sudah dikenal luas di lingkup internasional, karena kandungan tinggalannya yang memberikan kontribusi bagi pemahaman evolusi kemanusiaan dan peradaban.

Bagian kedua buku menampilkan profil museum-museum prasejarah di Indonesia. Dari 28 museum yang kami tampilkan, dua di antaranya, yaitu Museum Nasional dan Museum Daerah Maros, memang menampilkan koleksi dan informasi dari berbagai periode, tetapi kami menyertakannya karena memiliki koleksi prasejarah yang penting bagi pemahaman tentang akar peradaban.

Bagian ketiga buku ini memberikan rangkuman (overview) tentang prasejarah Indonesia sebagai muara dari pembahasan-pembahasan sebelumnya. Berdasarkan rangkuman ini, maka kita menghubungkannya dengan keberadaan museum-museum prasejarah, hingga memperoleh gambaran tentang kondisi dan perspektif pengembangannya. Kenyataan masih banyak pekerjaan yang dibutuhkan dalam pemajuan museum-museum. Di antaranya perlunya masing-masing museum memasyarakatkan potensi-potensi situs atau kewilayahan prasejarah dalam bingkai rekonstruksi Prasejarah Indonesia. Pemasyarakatan dan penekanan potensi kewilayahan di satu sisi akan menghindari ketumpang-tindihan informasi pada masing-masing museum, sementara di sisi lain akan memperlihatkan kekhasan tinggalan prasejarah kewilayahan di balik kesamaan dalam konteks regional. Dengan demikian keseluruhan museum akan menggambarkan kekayaan dan dinamika perjalanan prasejarah Indonesia.

0 Comments