Sangiran 17 atau dikenal juga dengan sebutan Pithecanthropus VIII
merupakan salah satu temuan sisa manusia jenis Homo erectus yang penting
dari Sangiran. Temuan tengkorak ini memiliki bagian wajah yang hampir utuh,
volume otak sekitar 900 cc, dan menjadi acuan utama untuk rekonstruksi wajah
manusia purba serta dipajang di museum bergengsi dunia sebagai mahakarya
evolusi manusia. Hal ini yang membuat temuan Sangiran 17 menjadi masterpiece
yang ditemukan di Situs Sangiran. Disebut sebagai Sangiran 17, sesuai nomor
seri penemuan yang diberikan, temuan fosil tengkorak Homo erectus yang
ke-17.
Ditemukan pada endapan tanah Formasi Kabuh berusia 800.000 – 700.000
tahun silam, hadir dalam wujud tengkorak serta bagian wajah yang relatif utuh. Hal
ini membuat temuan ini disebut sebagai temuan Homo erectus terlengkap di
Asia Tenggara. Sangiran 17 merupakan tengkorak yang paling lengkap,
karena memiliki wajah yang terkonservasi dengan baik. Selain wajah yang
terkonservasi dengan baik, temuan ini terdapat rahang dan gigi, sehingga sangat
penting untuk memahami fitur wajah manusia purba. Duplikat S17 banyak dikoleksi
dan dipajang di museum paleoanthropologi terkemuka di seluruh dunia dan
dijadikan referensi penting untuk merekonstruksi wajah Homo erectus. Selain
itu, temuan ini juga menjadi tolok ukur dalam kajian manusia purba
global.
Ditemukan oleh Tukimin dan Towikromo di Dusun Pucung, Desa Dayu,
Gondangrejo, Karanganyar, Jawa Tengah pada tahun 1969. Lokasi tersebut berada di sebelah selatan
Sungai Cemoro, Sungai yang yang membelah Situs Sangiran menjadi 2 bagian. Utara
Sungai masuk Kabupaten Sragen, dan Selatan Sungai masuk Kabupaten Karanganyar. Situs
ini menyimpan masa kepurbakalaan lebih dari 1 juta tahun silam dengan berbagai
kisahnya.
0 Comments