Bupati Nganjuk Marhaen
Djumadi membuka pameran temporer di Museum Anjuk Ladang pada hari Jumat, 24 Oktober
2025. Pameran ini bertajuk “Peradaban Prasejarah Nusantara” yang diadakan
selama 3 hari sejak tanggal 24-26 Oktober 2025 di Museum Anjuk Ladang. Dalam
sambutannya Marhaen menekankan agar museum memiliki produknya yang bagus dan memiliki
tempat yang nyaman, kedua hal ini kemudian dipromosikan.
“Saya sering
tekankan agar tampilan museum memiliki daya tarik tersendiri, supaya
masyarakat, khususnya pelajar, tertarik untuk berkunjung ke museum”, tekannya.
Dengan produk
yang dikemas menarik, diyakini generasi muda akan tertarik berkunjung dan
menimba ilmu di museum. Marhaen menekankan adanya Kerjasama dan koordinasi
dengan berbagai instansi, baik pemerintah daerah, masyarakat/ komunitas, dan
juga dengan sekolah serta akademisi. Kerjasama ini diikuti dengan mengembangkan
dan memanfaatkan potensi yang dimiliki guna memajukan budaya di Nganjuk yang
memiliki aset berharga. “Jadi yang harus dilakukan Disporabudpar adalah
memanfaatkan hasil temuan yang sudah ada maupun yang baru ditemukan agar bisa
menjadi aset berharga bagi Museum Anjuk Ladang,” terangnya.
Setelah membuka
pameran ini, Marhaen bersama Wakil Bupati Nganjuk, Trihady Cahyo Saputro
berkeliling stan pameran. Di stan Museum Manusia Purba Sangiran, rombongan
mendapat penjelasan dari pemandu. “Apa saja yang dipamerkan?”, tanya Marhaen dengan
bersemangat tanpa bisa menyembunyikan keingintahuannya.
Koleksi yang
dipamerkan berupa replika tengkorak Sangiran 17, Sambungmacan, Trinil, dan
Ngandong guna menarasikan perjalanan Homo erectus kearah timur.
Dijelaskan pula bahwa dari 4 koleksi yang dipamerkan menjelaskan merupakan
sebuah perjalanan panjang yang perlu terus dilakukan penelitian dan kemudian
disampaikan pada masyarakat. Trihady menambahkan, “Koleksi ini ada di Museum
Sangiran, disana bagus koleksi yang dipamerkan dengan bangunan yang baik”.
Melalui
penjelasan yang ada di stan, pengunjung diberikan pengetahuan tentang
keberadaan Situs Sangiran sebagai salah satu situs prasejarah yang menyimpan
banyak potensi yang kemudian disampaikan masyarakat melalui museum. Keberadaan
situs dan museum ini perlu mendapat perhatian dari masyarakat untuk lebih
memberi manfaat, bukan hanya sebagai sumber pengetahuan tetapi juga sebagai
destinasi wisata.
Diakhir
kunjungannya Marhaen dan Trihady menyampaikan terima kasih atas kehadiran
Museum Manusia Purba Sangiran di pameran ini. “Terima kasih atas partisipasinya”,
ungkapnya.
Menyebarkan
informasi bagi masyarakat melalui pameran temporer di Museum Anjuk Ladang
menjadi sebuah cara guna mendekatkan museum dengan masyarakat. Informasi yang
disampaikan menjadi pengetahuan bagi masyarakat yang berkunjung di pameran yang
pada hari pertama sudah dikunjungi berbagai lapisan masyarakat, terutama
pelajar dari berbagai sekolah di Nganjuk. (Wiwit Hermanto)