Sebuah Kunjungan Dari Yogyakarta
Rombongan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada hari Selasa 9 September 2025 berkunjung ke Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan. Rombongan berjumlah 40 orang yang mencoba menggali berbagai ilmu tentang prasejarah yang ada di Sangiran. Sesuai dengan salah satu tugas dan fungsi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mendukung literasi masyarakat serta mengelola data dan informasi untuk disebarluaskan, rombongan mencoba menambah pengetahuan dan wawasan melalui museum.
Pada kunjungan ini, rombongan dipandu berkeliling Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan, menyaksikan berbagai bukti tinggalan kehidupan purba serta diskusi bersama pemandu. Di museum ini, rombongan diajak berkeliling 3 ruang pamer, yaitu ruang pamer “Kekayaan Sangiran”, ruang pamer “Langkah-langkah Kemanusiaan”, dan ruang diorama “Masa Keemasan Homo erectus”.
"Kekayaan Sangiran” menampilkan informasi mengenai temuan-temuan fosil terbaik dari Sangiran, baik dari fauna dan manusia, serta hasil-hasil budaya manusia di Situs Sangiran. Selain itu, di runag pamer ini ditampilkan diorama-diorama yang menarik dan alat peraga interaktif sebagai pendukung informasi kepada pengunjung.
Di ruang “Langkah-langkah Kemanusiaan”, disajikan informasi tentang awal pembentukan tata surya menurut Teori Big Bang dalam bentuk film pendek, dan perkembangan bumi dari awal hingga penghunian kepulauan nusantara. Ruang animasi ini didukung dengan koleksi fosil dari sangiran, artefak, patung-patung, duplikat temuan, audio visual, dan dioarama untuk menjelaskan informasi kepada pengunjung.
Ruang pamer “Masa Keemasan Homo erectus 500.000 tahun yang lalu” merupakan ruang diorama berukuran besar yang menggambarkan kehidupan Homo erectus, lingkungan, dan kehidupan binatang-binatangnya. Mengajak pengunjung untuk merasakan kehidupan manusia purba yang pernah hidup dan berjaya di Sangiran.
Perjalanan di 3 ruang pamer itu, terjadi berbagai diskusi menarik dengan berbagai lontaran pertanyaan kritis:
“Bagaimana membedakan fosil dengan tulang biasa?”
“Apa beda kita dengan Homo erectus?”
“Apakah fosil ini asli?”
“Mengapa begitu banyak fosil di Sangiran?”
“Bagaimana bisa menjadi fosil?”
Berbagai pertanyaan diajukan oleh rombongan yang terlihat antusias menikmati berbagai sajian yang tak jarang di satu display, perjalanan harus berhenti untuk memberi berbagai jawaban atas pertanyaan yang dilontarkan dengan memperlihatkan bukti-bukti koleksi yang ada di ruang pamer. “Tidak sia-sia kami kemari, kami mendapat informasi dan juga belajar untuk meningkatkan layanan kami”, seru salah seorang rombongan.
Menjadi tempat belajar, penyebaran informasi dan pendidikan kepada masyarakat merupakan salah satu fungsi museum dan itu tercermin dalam kunjungan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Belajar berbagai pengetahuan dan juga meningkatkan layanan bagi masyarakat. (Wiwit Hermanto)
0 Comments