×
Blog Image
09 October 2025 No Comments 11 2 min read

Tari Rempeg Balung Buto, Sebagai Salah Satu Peran Masyarakat Melestarikan Situs Sangiran

Tari Rempeg Balung Buto ditampilkan dalam pembukaan pameran yang di helat oleh Museum dan Cagar Budaya (MCB) Unit Museum Manusia Purba Sangiran yang mengambil tempat di De Tjolomadoe. Pameran ini bertajuk “Sangiran Sekarang, Sambang Masa Lalu Songsong Masa Depan” yang akan digelar selama satu tahun.
Pameran ini dibuka oleh Abi Kusno selaku Kepala MCB pada hari Kamis, 28 Agustus 2025 dengan menampilkan Tari Rempeg Balung Buto sebagai tari pembuka. Tari ini merupakan tari kreasi dari warga Desa Manyarejo yang merupakan salah satu desa di Situs Sangiran. Diciptakan tahun 2022 dari program revitalisasi cagar budaya yang digagas Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran yang berkolaborasi dengan Institut Seni Indonesia Surakarta yang didukung penuh Masyarakat Desa Manyarejo.
Tari ini mengangkat mitos Balung Buto yang divisualisasikan dalam bentuk tarian modern yang berpatokan pada kearifan lokal Desa Manyarejo. Tari Rempeg Balung Buto merupakan tari hiburan, tari rancak, tari kreasi yang diciptakan sebagai sarana hiburan. Didalamnya, terselip nilai-nilai mitos Balung Buto, bahwa di masyarakat Sangiran khususnya di Manyarejo banyak ditemukan fosil-fosil yang menjadi kunci dalam penelitian. Masyarakat pada awalnya mengenal fosil dengan sebutan Balung Buto.
Tari Rempeg Balung Buto menjadi salah satu sarana untuk memperkenalkan kembali mitos ini pada generasi muda. Sebuah mitos yang dahulu berjaya karena dipercaya oleh masyarakat sebagai benda magis bahkan dapat menjadi obat bagi beberapa penyakit. Melalui Tari Rempeg Balung Buto, dapat untuk melestarikan Situs Sangiran sekaligus memperkenalkan kesenian yang ada di masyarakat.
Kearifan lokal yang diangkat dalam tari ini merupakan ciri khas Desa Manyarejo yang penuh dengan keramahan, menjunjung tinggi adat istiadat, tolong menolong, gotong royong, dan menyambut tamu yang datang dengan tangan terbuka. Penari anak ditampilkan dalam kesempatan ini, “Usia SD yang kami tampilkan, mereka memiliki semangat dalam menari dan lebih mudah saat berlatih”, jelas Paimin yang merupakan salah tokoh yang terlibat tarian ini.
Penari anak bukan hanya usia SD saja tetapi juga hingga usia SMP, “Penari anak ini merupakan anak usia sekolah sekolah dasar hingga kelas 2 SMP yang mendapat dukungan dari orang tua mereka untuk mengikuti kegiatan pada Tari Rempeg Balung Buto”, lanjut Paimin.
Mitos Balung Buto yang saat ini sudah terkikis dan dilupakan masyarakat, diangkat Kembali melalui sebuah tari oleh masyarakat Desa Manyarejo. Selain itu untuk mengisahkan cerita masa lalu Sangiran melalui kesenian sebagai salah satu upaya masyarakat berperan dalam melestarikan Situs Sangiran. (Wiwit Hermanto)
0 Comments