Upaya meningkatkan kapasitas
komunikasi pedagang lokal di kawasan Cagar Budaya Sangiran mendapat dukungan
dari berbagai pihak. Mahasiswa program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)
yang tergabung dalam Kelompok 1243 berkolaborasi dengan pihak Museum Sangiran,
pemerintah desa, komunitas masyarakat, dan asosiasi pedagang untuk
menyelenggarakan Pelatihan Bahasa Inggris Dasar yang menyasar para pelaku usaha
lokal. Kolaborasi ini mencerminkan keterpaduan peran antar pemangku kepentingan
pihak museum menyediakan fasilitas dan dukungan teknis, pemerintah desa
memfasilitasi perizinan serta koordinasi lapangan, sementara asosiasi pedagang
dan masyarakat memberikan dukungan partisipatif melalui keikutsertaan.
Mahasiswa berperan sebagai fasilitator sekaligus pelaksana kegiatan, dengan
membawa pendekatan edukatif yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal.
Kegiatan ini berlangsung di kawasan Museum Sangiran, Kalijambe, Sragen, dengan melibatkan 30 peserta yang terdiri dari pedagang, pelaku usaha kecil di sekitar museum, serta beberapa staf museum. Pelatihan yang berlangsung selama empat jam ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dasar dalam bahasa Inggris guna mendukung interaksi yang lebih efektif dengan wisatawan mancanegara.
Sebagai bentuk keberlanjutan, tim
mahasiswa juga melaksanakan pendampingan pasca pelatihan pada 21 Mei 2025.
Dalam sesi ini, tim melakukan observasi lapangan, survei, serta wawancara
langsung dengan beberapa peserta untuk mengevaluasi pemahaman dan implementasi
materi yang telah diberikan.
Selama kegiatan, peserta menerima buku saku bilingual (Bahasa Indonesia–Inggris) yang dirancang khusus sebagai panduan praktis untuk percakapan sehari-hari antara pedagang dan wisatawan. Respons peserta terhadap pelatihan ini sangat positif, menunjukkan antusiasme tinggi dalam meningkatkan daya saing melalui penguasaan bahasa asing.
Kegiatan ini menjadi contoh nyata sinergi antara institusi pendidikan, lembaga budaya, pemerintah desa, dan masyarakat dalam pemberdayaan ekonomi lokal berbasis edukasi. Melalui peran aktif mahasiswa, kebutuhan lokal mampu dijembatani dengan keterampilan global secara aplikatif dan kolaboratif.
0 Comments